SNS AL_Hadi

Bersama berbagi pengalaman

UBUNTU 10.10 dan ASUS P5BMX

Open Source, inilah kata kata yang melintas dalam pikiran saya, mengapa tidak mencobanya, karena dengan open source kita sudah bisa dikatakan mengurangi angka pembajakan software, karena kita tahu software software tang mendukung program non open source memang relatif mahal untuk ukuran sebagian masyarakat di sekitar kita, kemungkinan kalau kita harus membeli software yang orisinil dan software non orisinil tidak beredar mungkin kita akan semakin jauh dari teknologi yang semakin hari semakin banyak jenisnya,

kembali ke Open Source, kali ini saya mencoba menginstal UBUNTU 10.10 dan memakai MB ASUS P5BMX, dalam hal kita menginstal kita tidak harus menunggu terlalu lama, hanya beberapa menit, tidak kurang dari 30 menit kita sudah berhasil,

dan kata orang sih untuk software software pendukung susah untuk dicari, dan susah untuk mengoperasikan.
dan bagi para pemula seperti saya yang baru belajar mengenai ubuntu, tidak terlalu di pusingkan oleh pecarian software yang bekerja di Ubuntu, asal dengan catatan kita terhubung dengan jaringan internet, karena di Ubuntu sendiri sudah menyediakan software pendukung mulai dari aplikasi untuk perkatoran, edit gambar, multumedia, elektronika, bahas pemrograman sampai microcontroler sudah tersedia bagi para pengguna ubuntu secara gratis

dan banyak sekali tutorial dari para master master linux atau ubuntu, kita tinggal mencari, membaca, memahami, dan mempraktekan.
untuk masalah surfing atau browsing dan download lancar lancar aja dan bagi saya lebih stabil……pada awal mulanya sih saya kesulitan untuk seting2 dari mulai modem, sampai tweaking brosernya, tapi sekali lagi jangan kawatir banyak artikel artikel yang membahas dan bisa membantu kita dalam mendalami ubuntu

17 Maret 2011 Posted by | download, komputer, posting, tip, trik | , , , , , , , , | 3 Komentar

Cegah Pembajakan software dengan Open Source

Kerugian negara akibat aksi pembajakan berbagai produk piranti lunak ditaksir hingga mencapai US$ 3 juta. Bahkan Indonesia menjadi negara di posisi keempat sebagaia pembajak terbesar di dunia.

Sebuah teknologi bernama open source dinilai lebih menguntungkan dari aspek ekonomi. Pasalnya, dari perhitungan nilai perkiraan software non open source yang individu gunakan, open source masih lebih efisien.
Baca lebih lanjut

5 Januari 2010 Posted by | komputer, posting, Uncategorized | , | Tinggalkan komentar

open source kenapa tidak..?

SIAPA bilang penjajahan telah berakhir.
Kalau yang dimaksud penjajahan kolonial, memang kita
sudah tak merasakan lagi. Tetapi jika yang dimaksud penjajahan di bidang Teknologi Informasi (TI) faktanya masih berlanjut hingga sekarang. Bahkan bangsa Indonesia sudah menjadi budak negara-negara adikuasa di bidang TI ini. Misalnya, soal dominasi software propetiery (perangkat lunak berlisensi)
yang masih menjadi primadona.

Hampir 90 persen lebih software yang beredar di Indonesia termasuk yang berlisensi. Konsekuensinya, jika kita ingin memakai produk tersebut harus membeli dengan harga yang teramat mahal. Software ini juga dilindungi undang-undang. Dengan demikian, siapapun yang memakai tanpa izin (ilegal, membajak) akan dikenai sanksi yang cukup berat. Sebut saja software-software milik perusahaan Microsoft Corporation seperti windows, microsoft office dan semua variannya.
Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, persoalan ini tak bisa dianggap sepele. Kebiasaan kita memakai software propetiery telah menumbuhkan ketergantungan dan menjadikan kita tidak mandiri. Kita selalu terpaku dan menunggu produk-produk perusahaan pembuat software propetiery tanpa berupaya berinovasi sendiri.
Pendiri The Free Software Movement, Richard Mattew Stallman mengingatkan bahaya dominasi software propetiery bagi negara-negara berkembang. Ia menjelaskan, akibat yang bisa ditimbulkan adalah ketergantungan yang akut serta menjadikan negara �jajahan� sebagai ladang bisnis.
Argumen ini cukup beralasan karena para pemilik software berlisensi akan memasang tarif yang tinggi pada produk mereka. Kemudian masyarakat kita diharuskan membeli (karena sudah dimonopoli) sehingga sangat menguntungkan bagi si pemilik. Aroma ekonomi memang kental pada software berlisensi ini. Tak heran jika pemilik Microsoft, Bill Gates pernah dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia.
Open Source
Menyadari, sebuah teknologi tak semata alat mempermudah pekerjaan manusia, tetapi juga menujukkan martabat suatu negara, maka kita harus segara menyesuaikan diri. Sudah saatnya bangsa Indonesia merdeka dari penjajahan di bidang TI. Salah satunya dengan memakai software berbasis open source. Selain mudah digunakan, software ini memungkinkan bagi kita untuk mengembangkannya sesuai kebutuhan. Di samping itu, harga software open source terbilang murah bahkan gratis.
Misalnya, sistem operasi Linux yang sekarang sudah dikembangkan dalam berbagai bahasa daerah seperti Jawa, Sunda dan lain-lain. Hal ini tentu sangat menguntungkan dan lebih memudahkan para pemula yang akan mendalami ilmu tentang TI. Di sisi lain yang paling menarik adalah tidak ada hukuman bagi siapa saja yang membajak karena sifatnya yang terbuka.
Teknologi open source juga memungkinkan bagi pegiat di bidang TI untuk berinovasi, sehingga dalam jangka panjang kita tak lagi bergantung pada software propetiery yang mahal dan banyak aturan. Open source juga membuka peluang untuk diaplikasikan dan dikembangkan ke berbagai program lain.
Lebih baik lagi jika teknologi open source dengan kode terbukanya diaplikasikan di sekolah-sekolah. Hal ini sangat memungkinkan karena pelajaran TI sudah menjadi pelajaran wajib sekolah-sekolah dewasa ini. Nantinya, diharapkan akan muncul programmer-programmer baru yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa. Berbeda dengan software protiery yang bersifat rahasia sehingga menjadikan kita sebagai pengguna terus-menerus.
Untuk mencapai hal ini tentu dibutuhkan kerja keras dan sosialisasi yang berkelanjutan. Melalui Menkominfo yang baru, Tifatul Sembiring, hendaknya bisa meyakinkan masyarakat atas penggunaan open source yang lebih luas lagi. Kalau perlu merekomendasikan teknologi open source untuk diaplikasikan di lembaga-lembaga pemerintah. Di samping itu, kita dapat menunjukkan kepada dunia, bangsa Indonesia sudah merdeka dari penjajahan di bidang TI. Go Open Source Indonesia !
Muhammad Safrodin, Pemerhati Open Source

16 Desember 2009 Posted by | komputer, tip | | 1 Komentar